BELAJAR DARI KEMATIAN
S U R A T A
PPS S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Sebagai orang yang beriman, kita meyakini adanya tiga peristiwa penting yang akan kita lalui. Yakni, merasakan kematian, dibangkitkan pada saat berada di alam kubur, dan yang terakhir adalah kita akan dikumpulkan oleh Allah SWT pada hari kiamat. Pada hari itu, Allah SWT menghukum amal kebaikan dan keburukan yang telah diperbaut oleh manusia. Hadirin… persoalan kematian merupakan satu hal yang perlu kita ingat. Pertama, agar hati kita senantiasa menjadi lunak dan mudah mengingat Dzat yang tidak akan lupa akan perbuatan kita. Kedua, agar supaya kita selalu bertafakur akan pertangungjawaban kita kepada Allah SWT. Ketiga, agar supaya kita mengetahui bahwa kuburanlah tempat peristirahatan dan persinggahan kita. Keempat, dengan mengingat kematian diharapkan kita takut akan segala tipu daya dunia. Sebab banyak diantara kita yang tertipu oleh tipu daya kehidupan dunia.
Terkait dengan soal kematian ini, Allah SWT telah memberikan tuntutunan sebagaimana yang tersurat dalam firmannya: Kullu nafsin dzaiqatul maut, setiap jiwa akan merasakan kematian. Waqala aidhan, Kullu nafsin halikun illa wajhah lahul hukmu wailaihi turja’un, segala sesuatu akan hancur kecuali Dzat Allah, baginya hukum dan kepadanyalah kalian dikembalikan. Waqala aidhan, Qul innalmautalladzi tafirruna minhu fainnahu mulaqiqum tsumma turadduna ila alimil ghaibi wassahadati fayunabbiukum bima kuntum ta’malun, Katakanlah wahai Muhammad, sesunggungguhnya kematian yang kalian berusaha lari dari padanya. Sesungguhnya akan menemui kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat yang mengetahui segala yang tidak terlihat dan yang terlihat.
Disamping firman Allah SWT. Rasulullah SAW. juga memberikan tuntunan. Rasulullah SAW. bersabda: Aktsiru mindzikrilmauti fainnahu yumahhishu dzunuba wayuzahhidu fiddunya, Perbanyaklah mengingat kematian, karena mengingat kematian dapat membersihkan dosa dan dapat menjadikan kita zuhud dari masalah keduniaan. Waqala aidhan, Kafa bilmauti waidhan, Cukuplah kematian sebagai penasehatmu. Diceritakan bahwa pada suatu ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan fuqaha’ (ahli fiqh). Setelah mereka berkumpul, kemudian mereka mendiskusikan masalah kematian dan hari kiamat. Kemudian mereka menangis seolah-olah dihadapan mereka terdapat janazah.
Seseorang yang banyak mengingat kematian, akan diberi kemulyaan dengan tiga hal. Pertama, ta’jiluttaubah, yakni orang tersebut diberi kesadaran untuk segera bertaubat. Kedua, qana’atulqalbi, yakni orang tersebut akan dikaruniai hati yang qana’ah. Hati yang sejuk menerima akan pemberian Allah SWT. merasa cukup, tidak merasa kurang. Yang ketiga adalah nasyathul ibadah, yakni oarang tersebut dikaruniai rajin ibadah. Ia selalu terjaga dan tidak menunda-nunda ibadah.
Demikian pula sebaliknya, seseorang yang melupakan kematian, akan diberi siksa dengan tiga hal. Pertama, taswifuttaubah, yakni orang tersebut suka menunda-nunda taubat. Ia tidak segera memohon ampunan ketika telah melakukan perbuatan dosa. Kedua, adamurridha bilkafaf, yakni orang tersebut tidak memiliki perasaan ridha dengan kecukupan yang telah diberikan oleh Allah SWT. selalu berkeluh kesah dan merasa kurang dengan karunia yang telah ia dapatkan. Ketiga, attakasul fil ibadah, yakni orang tersebut malas dalam beribadah.
Dengan melihat dua kelompok tersebut, marilah kita mengaca dan melakukan introspeksi diri, kira-kira kita masuk dalam kelompok yang mana, yang pertamakah atau yang kedua. Tentunya diri kitalah yang tahu. Sebab dalam diri kita terdapat suara batin atau mata hati yang selalu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun seorang pendosa sekalipun.
Kiranya perlu menghayati pesan yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Ia bersabda: Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah SWT sebelum kalian mati. Dan bersegeralah mengerjakan amal kebajikan sebelum kalian tersibukkan. Dan jalinlah hubungan antara dirimu dengan Tuhan-mu dengan memperbanyak berdzikir kepadanya, memperbanyak sedekah baik dalam keadaan sembunyi atau terang. Maka kalian akan mendapat rizqi, pertolongan, dan bantuan Allah SWT.
Sebagai akhir dari tulisan ini, marilah kita renungkan sebuah maqolah yang mengandung pelajaran yang amat penting untuk kita perhatikan bersama. Ketika nyawa sudah terlepas dari badan, maka dari arah langit terdengar tiga panggilan. Wahai anak Adam, apakah engkau telah meninggalkan dunia ataukah dunia yang telah meninggalkanmu? Apakah engkau telah mengumpulkan dunia ataukah dunia yang telah mengumpulkanmu? Apakah engkau yang telah membunuh dunia ataukah dunia yang telah membunuhmu?
Selanjutnya, ketika jasad si mayit diletakkan di atas pemandian, dari arah langit terdengar panggilan atau seruan. Wahai anak adam di mana badanmu yang kuat. Apa gerangan yang membuat engkau lemah! Dan dimana kekasih yang mencitaimu. Apa gerangan yang menjadikamu sendirian?
Kemudian, ketika jasad si mayit dikafankan, dari arah langit terdengar panggilan atau seruan. Wahai anak adam beruntung dan berbahagialah kalian jika ridha Allah menyertaimu. Dan sebaliknya, celakalah kamu bila murka Allah menyertaimu. Wahai anak Adam beruntung dan berbahagialah kamu, jika tempatmu surga. Dan sebaliknya, celakalah kamu bila tempatmu adalah neraka. Wahai anak Adam kalian menempuh perjalanan yang sangat jauh tanpa sedikitpun tanpa membawa bekal. Kalian keluar dari tempat peristirahatanmu dan tiada pernah kembali selama-lamanya, menuju kepada tempat yang penuh dengan rintangan.
Lalu ketika jasad si mayit diletakkan di dalam peti janazah, dari arah langit terdengarlah seruan atau panggilan. Wahai anak Adam, beruntung dan berbahagialah kalian, jika amal perbuatan kalian baik. Dan berbahagialah kalian, jika engkau termsuk orang-orang yang bertaubat. Dan berbahagialah kalian, jika termasuk golongan orang-orang yang taat kepada Allah SWT. Selanjutnya, ketika si mayit di shalatkan, dari langit terdengarlah seruan. Wahai anak Adam, setiap perbuatan yang telah kalian lakukan, kalian akan mengetahuinya pada hari penghitungan. Bila amal perbuatan kalian baik, maka kalian akan mengetahuinya baik. Dan sebaliknya, bila amal perbuatan kalian buruk, maka kalian akan mengetahui buruk.
Selanjutnya, ketika jasad si mayit diletakkan di samping kuburan, dari arah langit terdengar seruan. Wahai anak Adam bekal apa yang kamu persiapan dari kemakmuran menuju kehancuran. Apa yang kamu bawa dari kekayaan menuju kefakiran. Dan apa yang kamu bawa dari cahaya menuju kegelapan.
Selanjutnya, ketika jasad si mayit diletakkan di liang lahat, bumi berseru. Wahai anak Adam, selagi kalian berdiri di atasku kalian tertawa, tetapi ketika diperutku kalian menangis. Selagi kalian berdiri di atasku kalian bergembira, tetapi ketika diperutku kalian bersedih. Selagi kalian berdiri di atasku kalian berbicara, tetapi ketika di perutku kalian diam seribu bahasa. Dan ketika rombongan pengiring mayit telah pulang dari kubur meninggalkan si mayit, Allah SWT berfirman: Wahai hambaku tinggallah kumu sendirian. Mereka meninggalkan kamu dalam gelapnya kuburan. Dan sungguh kamu talah bermaksiayat kepada-Ku karena mereka. Dan Aku (Allah) telah merahmatimu pada hari ini dengan rahmat yang manusia darinya merasa ta’jub. Dan Aku (Allah) lebih mengasihimu dari pada rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Pesan singkat ini, mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan kepada kita untuk selalu menigkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin.
1 comment:
Subhanallah. . .Maha benar Allah dengan segala firmannya.
Post a Comment